5 Jun 2011

Cinta ♥ Sejati

Derap langkah ganas dari kaki - kaki orang Quraisy terdengar semakin dekat. tanpa disadari, tubuh tegap Abu Bakar mulai gemetar menyaksikan kaki para pemburu itu menjejak di atas kepalanya. dengan penuh ketakutan, ia pun berbisik kepada lelaki disebelahnya "Wahai rasulullah, jika mereka melihat ke kaki mereka, sesungguhnya mereka pasti melihat kita berdua"


Lelaki tampan berwajah teduh disisinya mendengarkan seraya menatapnya penuh makna. tangan halus lelaki itu perlahan menepuk bahu Abu Bakar dan berkata "Jangan engkau kira kita hanya berdua. sesungguhnya kita bertiga, dan yang ketiga adalah Dia, yang menggenggam, yaitu yang Maha Kuasa..."


Seketika ketenangan merayap di sekujur tubuh Abu Bakar. sama sekali ia tidak khawatir lagi terhadap keselamatan dirinya. kematian baginya bukan apa-apa, karena dia hanya lelaki biasa. sedangkan untuk lelaki tampan yang sama-sama sedang berlindung disisinya, keselamatannya berada di atas mati dan hidup dirinya sendiri. Hatinya mulai mengembara. bagaimana semesta akan menjadi jika tanpa penerang ? bagaimana Madinah jika harus kehilangan purnama ? bagaimana dunia tanpa cahaya penyampai wahyu ?


Tapi sungguh, sahabat karib disampingnya ini tidak gentar menghadapi tajamnya pedang pemburu Quraisy yang mampu merobek tubuh dan menumpahkan darahnya. sungguh lelaki ini tidak bimbang melawan runcingnya anak panah yang mampu menghujam setiap inci tubuhnya.
Baginda hanya takut Allah. Muhammad, ya Muhammad...


Ketika malam mulai larut, kedua sahabat karib itu bersepakat untuk bergiliran berjaga. Abu Bakar memandang wajah syahdu di hadapannya dalam hening. ia pandangi wajah itu dengan saksama. semakin yakinnya ia bahwa ia mencintai putera Abdullah itu.


Kelelahan yang menyiksa setelah perjalanan jauh, seketika lenyap tertelan kegelapan gua. wajah teduh di hadapannya benar benar meleburkan semua penat dalam dada. hanya ada satu kata yang tersemat dalam dadanya saat ini, CINTA !
Ketika Rasulullah berada di hadapan, ku pandangi pesonanya dari kaki hingga ujung kepala. Tahukah kalian apa yang menjelma ? CINTA !  ~ Abu Bakar As-Siddiq r.a.


Kemudian Muhammad SAW mendaratkan kepalanya di pangkuan sahabat tercintanya bagaikan anak kecil. matanya mulai terpejam. bagaikan seorang ibu, dengan hati hati Abu Bakar mengusap peluh di kening rasulullah. dalam senyap, ia masih tersenyum sepenuh kalbu, terpesona dalam pancaran cinta seseorang yang sedang beristirahat di pangkuannya. hatinya mengalunkan doa "Allah, betapa ingin hamba menikmati ini selamanya"


Seketika wajah Abu Bakar muram. dia teringat perbuatan orang-orang Quraisy yang memburu sahabat hatinya ini bagai memburu hewan buruan. pikirnya, bagaimana mungkin mereka begitu keji mengganggu cucu Abdul Muthalib yang begitu jujur dan amanah ini ? bagaimana mungkin ??


dalam dasar hati, sebuah azam tumbuh dan berkembang semerbak.
"Selama hayat masih berada di dalam raga, aku, Abu Bakar, akan selalu berada di sampingmu untuk membelamu dan tak akan membiarkan siapapun mengganggumu"


Tidak lama kemudian, datang seekor ular mendekati kaki Abu bakar. ia melihat dan memantaunya dengan penuh waspada. ingin sekali dalam hati untuk menarik kedua kakinya menjauhi binatang berbisa itu. namun, keinginannya dia hembuskan ke dinding gua, karena tak ingin dia mengganggu tidur lelap rasulnya.


Ular mematuk pergelangan kaki Abu Bakar. tapi ia membiarkannya dan memilih untuk tidak bergerak sedikitpun. ular tersebut pergi meninggalkannya, seolah tugas dari Allah telah selesai dikerjakannya. dalam keheningan, sekujur tubuhnya terasa memanas. bisa ular mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Abu Bakar pun menangis dalam diam.


Tanpa sengaja, titik air matanya terjatuh di pipi Rasulullah SAW. Abu Bakar seketika menghentikan tangisnya, dan sahabat tercintanya itu kemudia terjaga dan menatapnya bingung. seketika seisi gua dipenuhi percakapan mereka


"Wahai hamba Allah, apakah engkau menangis karena menyesal mengikuti perjalanan ini?"
"Tentu saja tidak, saya ridha dan ikhlas mengikutimu kemanapun jua"
"Jadi, mengapakah engkau menggugurkan air matamu ?"
"Seekor ular baru saja menggigitku,wahai putera Abdullah, dan bisanya menjalar begitu cepat"
"Mengapa engkau tidak menghindarinya?"
"Aku khawatir akan mengejutkanmu yang sedang terlelap"


Dalam hatinya, Abu Bakar menyesal karena tidak dapat menahan air matanya yang menitik. sedetik kemudian, air mata itu bukan hanya menjadi milik Abu Bakar. mata Rasulullah mulai berkabut dan menggenang. Ah, betapa indah ukhuwah ini.


"Sungguh bahagia aku memiliki seorang sepertimu, wahai putera Abu Quhafah. Sesungguhnya Allah sebaik-baik pemberi balasan" Muhammad berkata dengan sendu, seraya merunduk dan memegang pergelangan kaki Abu Bakar. seraya menyebut nama Allah, pencipta semesta alam, nabi mengusap bekas gigitan ular itu dengan air liurnya.


Maha suci Allah, seketika rasa sakit itu menghilang. Abu Bakar segera menarik kakinya karena malu. nabi masih memandangnya dengan penuh kasih. dalam hatinya, Abu Bakar marah dalam pertanyaan bagaimana mungkin para kafirin itu sanggup menyakiti manusia indah seperti Muhammad ?


Gua kembali ditelan kegelapan malam. kini giliran Abu Bakar beristirahat dan Rasulullah berjaga. dengan lembut dan malu, Abu Bakar menggelengkan kepala ketika Rasulullah menawarkan pangkuannya.


"Aku tak kan rela membebani pangkuan penuh barakah itu"

~~~

Abu Bakar.
Beliau adalah lelaki pertama yang memeluk agama Islam. juga adalah seorang sahabat terdekat Rasulullah. dari berbagai kisah sejarah, kita mengenang betapa cintanya Abu Bakar terhadap Al-Mustafa Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam. dia mencintai nabinya melebihi cinta pada dirinya sendiri. setelah wafatnya pada peperangan atas bangsa Romawi di Yarmuk, jenazahnya dikembalikan ke bumi, di sisi manusia paling dicintainya, disisi makam Rasulullah SAW.



Allah, pilihkan aku
seseorang yang mencintaiku dunia - akhirat
sebagaimana kau karuniakan Abu Bakar
bagi Muhammad
saw