7 Jun 2011

Dalam hati

Jika diibaratkan sebuah rumah, hatiku mungkin minimalis. Sebuah rumah mungil yang rapuh tapi sedang dalam proses renovasi di sana sini. Beberapa bagian dindingnya terlihat sedang diobati dari luka - luka masa lalu. Di bagian dalamnya juga sedang diperbesar, yah masih proses. Dari luar tampak fasad sederhana, namun berwarna. Pintunya selalu terlihat tertutup, padahal sebenarnya siapapun dipersilahkan masuk.


Jika kau hendak masuk, jangan lupa ucapkan salam kepada pemiliknya. Dan cobalah untuk tidak merusak bangunannya yang masih rapuh. Tunggulah sampai aku buka pintu hatiku, baru kau masuk. Jangan lupa tutup kembali pintunya setelah kau di dalam, agar tak sembarang orang bisa masuk seenaknya. Kau mungkin harus tahu bahwa aku ini memang pemilih dalam menerima orang ke hatiku, semoga kau maklum karena aku masih mudah disakiti.


Kau mungkin terkejut melihat isi hatiku, karena aku suka rumahku punya banyak hiasan. Di dinding hatiku, terkait banyak gambar wajah. Ada banyak foto keluarga sahabat dan guru yang sedang tertawa. Semuanya tertawa, karena aku selalu 'sumringah' melihat orang lain tertawa. Di bagian lain kau mungkin lihat beberapa sketsa wajah lelaki. Wajahnya memang sengaja kugambar buram, itu wajah - wajah lelaki sholeh yang kukagumi, hehehe, dan karena ceritanya rahasia, sengaja aku buat samar-samar.


Furniture yang menghiasi rumahku mayoritas berwarna biru muda, hijau, pink, kuning, oranye, ungu muda, dan putih. Terlalu ramai ya? haha aku memang suka warna warni. Tapi aku hanya suka warna pastel yang nyaman di mataku, itulah alasan sofa kesayanganku di ruang keluarga berwarna biru muda. Di dalam ada meja makan kecil penuh kue keju dan salju, kulkas penuh cemilan, dan kitchen set penuh ide yang didominasi warna oranye muda.


Maju beberapa langkah lagi kau akan temui sebuah kamar kecil, itu hati kecilku. Ya mungkin karena ukuran rumah yang tidak terlalu besar, maka tidak terlalu sulit untuk mengenali siapa aku sebenarnya. Tapi di pintu kamarku ada gantungan tirai berlapis tiga ! ceritanya agar orang luar tidak terlalu mudah masuk, tapi toh tidak sulit juga, haha. Aku mungkin kurang self-defence, nah mungkin ini yang membuat aku sensitif dan memasukkan banyak hal ke dalam hati kecil. Ah, besok besok aku buat pintu baja lah.


Hati kecilku penuh sesak. Ada Allah swt, Muhammad saw, keluarga, bayangan surga, memori, mimpi, luka, dan suara-suara disana. Yang paling menarik mungkin banyak foto wedding-theme bergambar aku dan seorang lelaki tak berwajah. Dia ini ceritanya jodoh yang Allah takdirkan untukku. Kulitnya bersih karena air wudhu, ia lebih tinggi dariku, badannya sehat berisi, pokoknya tidak kerempeng. Yaa pencitraan ini sih mimpi dalam hati. Banyak memang yang kukagumi diluar tadi, tapi mereka hanya di 'pelataran' hati, karena aku meminta Allah menjaga hatiku. Yang boleh dan bisa masuk ke hati kecil dan hidupku hanya jodohku, yang tangannya halal untuk kusalami.


Foto terindah di dalam hati kecil adalah foto dia (jodohku) yang sedang mengajariku mengaji. Itu bayangan terbaik di dalam hati dan mimpiku. Ia membimbingku melafazkan Al-Qur'an dengan benar, menjabarkan artinya per kata padaku, dan membimbingku mengamalkannya sehari-hari. Ah, benar-benar lelaki surga idaman. Ikhwan idaman


***
Kapan ya foto itu akan tercetak dan terpatri di dinding kamarku yang sesungguhnya ? Kalau kata @gitakrishanti cari dulu ikhwannya, hahaha. Jangan kebanyakan mimpi ah, masih kecil. Masih ada Allah yang butuh dicintai lebih dari apapun, masih ada keluarga yang harus dibuat bangga, mimpi yang menangis minta diwujudkan, dan surga yang harus dikejar.


wake up, shaleha !