12 Agu 2011

langit dan cahaya langit

"Naira, apa kau percaya pada takdir ?"


"Ha ? mm akuu.. Aku tidak tahu. Mungkin aku percaya"


"Aku percaya pada takdir. aku mempercayainya. Bagiku jika Tuhan berencana mempertemukan seseorang padamu, Ia akan menempuh berbagai jalan hingga kau bertemu dengan yang dikehendakiNya"


"Hmm, begitukah ?"


"Aku percaya begitu"


"Hmm berarti... Berarti jika Tuhan selalu memunculkan situasi berat itu dalam hari-hariku, berarti... Berarti ada yang ingin Dia pertemukan padaku ? Begitu ?"


"Hmm mungkin saja kan ?"


"Tapi siapa ? Apakah dia orang yang akan menyelesaikan semua masalahku ? Membantuku memangku beban-beban itu ??"


"Hmm mungkin saja kan ?"


"Hmm. Bolehkah aku tidak mempercayainya Kahfi ? Aku merasa tidak bertemu siapa-siapa selama ini. Setelah semua ini, aku memikul semua rasa ini sendiri. Aku hilang dan mencari jalan keluar sendiri. Hingga semua sakit ini nyaris tak terasa lagi... Yang kutemui untuk bersandar ya hanya kau. Kau yang kupercaya mendengar semuanya. Hmm atau mungkin Tuhan ingin aku bertemu denganmu agar aku semakin kuat menghadapi dunia ini?"


"Sepertinya bukan.." Kahfi tersenyum menatap langit yang bersih bercahaya





Kahfi melanjutkan "Sepertinya Tuhan ingin mempertemukanmu dengan... dengan dirimu yang baru"


Naira menoleh bingung "Aku yang baru ??"


"Ya, menurutku Tuhan menempuh semua jalan sulit itu, karena Dia ingin mempertemukan kau dengan jiwamu yang baru.. jiwa yang tabah mendengar keluh, yang kuat menghadapi benturan, dan jiwa yang tahu kemana menemukan jalan keluar saat hilang sendirian.." Kahfi menatap Naira yang kini memandangi hamparan rumput berkilau "Bagaimana menurutmu Nay ?"


"Mungkin aku bisa berusaha mempercayainya sekarang"


"Sepertinya kau harus, karena hidup seharusnya bahagia dan membahagiakan. Kau harus merasa bahagia, karena senyummu mungkin bisa membahagiakan hati seseorang"


Naira menoleh dan tersenyum ke arah Kahfi yang sedang menatap barisan awan "Hmm sepertinya aku bisa percaya yang itu. Aku mempercayainya. hahaha"


Kahfi tersenyum memandang wajah Naira yang dilukis langit

11.ags.2011 . 15.04
@ Rumah Cinta Zaika