empat belas november, 2012. delapan, empat puluh dua
sejenak mengudara dalam kepala
beredar mencari sejauh mana langkahmu mencariku.
entah butuh berapa trilyunmeter lagi hingga kau temukan jejak remah roti yang ku sebar sembunyi-sembunyi. entah juga apakah saat kau mendekat diam-diam, aku masih mengingat atau menyimpan harap tentang kedatanganmu. atau mungkin aku sudah meninggalkan rumah roti yang selama ini justru lebih tidak sabar menantimu, aku pun tak tahu.
berangsur, pikiranku mendarat pada sebuah kemungkinan ketika suatu saat mungkin aku jatuh dalam bayangan lain yang mengajakku berjalan meninggalkan penantianku atas kedatanganmu yang tanpa sinyal.
hmm ini hanya sebuah siul tanpa suara yang bertanya tanpa perlu jawaban mengenai waktu ketika kau menangkap suara bahwa aku pernah menunggumu hingga batas waktu yang aku sesungguhnya belum tahu.