24 Jun 2014

sepanjang jalan

di atas kereta beroda dua ini aku mengurai kembali benang benang kenangan yang menyusun rajutan kehidupan yang menaungi kita selama ini. menatap ke belakang dan kemudian menyadari bahwa hidup ini sungguh sebuah perjalanan yang maju ke depan. meski suatu ketika kita tentu bisa memutar kembali ke tempat asal dimana kita bermula, tapi pada dasarnya perjalanan itu tak kan bisa berulang. lalu lalang peran yang melintas, ragam kisah yang tersimak, tentu enggan untuk mengulangi setiap kenangan yang pernah kita saksikan hanya untuk sekedar menghangatkan kenangan.

Ayah, lihatlah yang sudah kita lalui,.
apakah sesungguhnya semuanya sudah kita ridhai untuk tinggalkan sebagai kenangan?
sudahkah kita melewati jalan-jalan dengan perasaan yang kita kehendaki? dengan penuh suka cita?


kesadaranku kembali ke kursi dimana aku berada, ketika ayahku berujar
"hidup adalah ruang kelas terbesar dalam hidup abi.
kesulitan dan cobaan yang berhamburan di sepanjang jalan menuntut untuk diselesaikan. dari sanalah abi belajar bagaimana menyelesaikan masalah kehidupan. abi mungkin belum bisa memutuskan cara yang paling tepat untuk mengajak kalian melihat apa yang pernah abi lihat, mengalami dan menyelami nasihat kehidupan atas peristiwa yang abi alami.. karena kalian harus kuat.. kalian harus kuat"


ya, jika kita sama-sama mengurai panjangnya perjalanan, tentu perbandingannya akan terlampau jauh. setiap jalan buntu dan jembatan rapuh yang kutemui sepanjang jalan, pasti tak kan pernah seberat jalan terjal dan jurang dalam yang pernah ayahku lalui. dan ayah, semoga Allah yang selama ini selalu mendampingimu, akan senantiasa menunggumu di ujung setiap rintangan berat yang kau lalui untuk senantiasa memelukmu atas setiap beban yang kau pendam gemuruhnya.


***
he's not a perfect teacher, but his lessons last forever.
and mean so so much everything than the world and all within for me.
everything will all be alright, just let's continue to make dua