9 Agu 2014

satu hati


ketika semilir angin malam mengetuk kamarku untuk mengabarkan tentang dirimu, sebenarnya aku ingin memilih untuk tetap diam dan tidak membuka jendela untuk mendengarnya. tapi kau tahu sifat angin kan? seakan kabarmu rela menembus dinding dan jendela apapun untuk memberi tahuku bahwa kamu merasa tak pantas untukku. dan mungkin lebih pantas untuk bergenggaman bersama orang lain.

mungkin di layarmu, kisah cintaku begitu penuh sepi. tapi di harapanku, semoga akan segera tidak.

nanti, segera setelah niat kecil di hatiku menggunting pita tanda memulai lagi episode baru, aku akan menghubungimu. berterima kasih karena kau telah memilih jalan lain, yang tidak disampingku, dan memberiku kesempatan untuk dibersamai seseorang yang Tuhan pilih, dan lebih baik.