13 Jan 2016

Aku pulang

Udara panas mengepung di ruangan kecil di dalam kepalaku ketika aku memejamkan mata dan menyandarkan kepalaku di bahu kopaja. Semua yang membuatku kecewa, tak berada di dalam kendaliku. Maka aku tidak memiliki pilihan selain menerima uap panas ini merayap dari tenggorokan ke dadaku.

Hidup tidak selalu berjalan sesuai kehendakmu, sayang.

Seiring perjalananku menuju kembali ke pelukan Ibu, untuk kembali mengakui bahwa aku masih akan tetap bersandar di punggungnya - entah sampai kapan. Aku bahkan tidak tahu masa depanku akan menjadi apa, tapi aku yakin Allah senang dengan orang-orang yang berjuang, orang-orang yang bekerja keras, orang-orang yang tetap berjalan lurus pada garis-garis maya yang Allah kehendaki.

Hidup tidak selalu berjalan sesuai kehendakmu, sayang.

Kali ini aku membuka mataku dan menatap ke sekeliling. Tak ada satupun manusia yang benar-benar tahu, tak ada yang pernah bisa benar-benar mengukur kapan atau dimana ia akan bahagia. Dan untuk sementara waktu, aku hanya akan terus menduga-duga.