3 Jun 2012

sepenggal masa

dan inilah aku
yang kembali duduk di atas kendaraan
yang membawaku berjalan meninggalkan masa masa berat.
masa yang tidak pernah aku bayangkan akan terjadi
dan ternyata beratnya melebihi bayangan segala bayangan.

sejenak mundur empat langkah--
kudapati diriku telungkup di atas sebuah ranjang lantai dalam bilik kayu. kamar kecil 3x3,5 meter persegi yang penuh dengan hiasan kartun warna biru itu adalah tempat tinggal pertamaku waktu itu. atapnya asbes yang mampu berfungsi menjadi pemanas ruangan dan alasnya kayu dengan karpet plastik warna merah yang jika dilompati mampu menghasilkan bunyi bagai gendang. aku sedang telungkup menghadapi sebuah diktat fotokopi dari senior yang berisi istilah-istilah kedokteran... dan belum sarapan. aku memang biasa sarapan nasi dingin dengan sebungkus chitato. dan menyedihkannya hal itu terjadi bukan karena ayahku tidak mengirimi uang jajan, tetapi karena aku begitu pemalas untuk beranjak keluar mencari sarapan setiap hari.

kemudian aku menapak maju selangkah--
kutengok diriku bersandar di sebuah kasur lantai disamping boneka kesayangan. ruangan kecil warna hijau dengan view riverside akses sungai ciliwung itu adalah rumah singgah keduaku. kali ini atapnya di-dak, karena di atas adalah tempat cucian (dan aku) berjemur. di tempat menyenangkan ini aku tinggal bersama sahabat yang banyak. kami berkumpul, dan mengenal karakter baik dan buruk masing-masing. ketakutan, kebahagiaan, kelelahan, kesulitan, bahkan tidur kami nikmati bersama. disana aku belajar memahami bahwa setiap manusia punya kelemahan dan bisa jadi menyebalkan. terlebih lagi aku.

dan aku merangkak di langkah berikutnya--
di sebuah kamar beralas granit dengan springbed kecil bersama dengan gadis baik hati. ruangan warna krem itu yang mendidikku menjadi da'iyah dan membawaku berani menantang matahari. dari sini aku tersadar, bahwa langkahku akan segera menemui pelabuhan.

kemudian tibalah aku di langkah ini--
di sebuah kamar di depan balkon lantai tiga bersama seorang gadis ceria, membentang sayap menantang angin. menghadapi wajah wajah baru setiap pagi, menyapa seisi rumah sakit setiap hari, menabung pelajaran setiap senti. berjuang mengejar apa yang di cari. dimana nilai-nilai intelektualitas tidak semua berhasil linier.
dan menghadapi masa presentasi hasil magang untuk kelulusan.


now playing: michael buble - home

jadi, Sayyidah fithrie,
sekarang kaki kakimu sudah menjejak disini..
seluruh barang bawaanmu sudah tiba lagi di rumah,
dan perjalananmu sudah harus henti.
kemana lagi kamu akan pergi?