15 Nov 2012

berbisik kepada Muhammad

kita tak kan pernah mengerti
apa yang kan terjadi
hingga semuanya terbukti - nanti
(lovarian - rahasia waktu)


sesungguhnya ini hanya tentang teka teki waktu.
takdir dan aku sama sama sedang mencari jalan untuk bertemu.


***
13 november 2012 / 10.28pm

pernahkah kau rasakan gundah ini?
ketika pilihanmu adalah duduk di tempat asing,
dan melakukan hal yang sesungguhnya tidak kau kehendaki
hanya berbekal keyakinan, bahwa bisik Tuhan-lah yang menuntunmu melangkah hingga menemukan perhentian ini, tempat dimana kau sejenak dapat mencuri waktu diam diam untuk merenung saat ini.

pernahkah kau adukan pada Tuhanmu,
bahwa sesungguhnya kau merasa mungkin tak sanggup bertahan
dalam sebuah episode
yang bahkan skenario dan alurnya belum kau baca?

pernahkah terbersit dalam hatimu untuk menyerah berulang kali,
dan berulang kali pula bisikan itu memelukmu untuk bertahan?

ya, Muhammad,
jika surat surat penuh tanda tanya yang membosankanmu, yang datang tanpa alamat tuju ini sebenarnya telah sampai pada pengetahuanmu - tanpa perlu kutahu bagaimana caranya - aku sungguh mengharap kau datang dan menjawabnya satu persatu, dengan bisik suaramu yang kuyakini mantap dan meneduhkan gersangnya ketakutanku akan takdir yang gelap.

Muhammad, aku bukanlah engkau,
yang kekuatannya dijamin dan dilindungi Tuhan.
yang teguh berjalan meninggalkan kedamaianmu yang tersisa, di Mekkah, untuk perlahan berarak menuju halaman baru di Madinah, hanya bersama keyakinanmu.
tapi sabdamu yang meyakini kekuatanku,
akan selalu jadi semangat dan pengingatku,
jika engkau hijrah, aku hijrah, ya Rasul.

***



Bila kau tak kuat menjalaninya, bisikanlah ke dalam hatimu bahwa Ia tak akan memberimu peran yang kau sendiri tak sanggup menjalaninya. Laa yukallifullahu nafsan illa wusy’aha, begitu kata-Nya kira-kira.”
(Fahd Djibran, Yang Galau Yang Meracau)