kepada Allah, yang namaNya tersebut milyaran kali sejak shalat pertama kudirikan..
tahukah Kau Ya Rabb? aku yang saat ini menyebut namaMu sedang berada pada ubin dimana tangan ini lebih mengedepankan dunia sebelum namaMu., dan aku sebenarnya sungguh malu.. dan aku sebenarnya sungguh ingin kembali lagi.. kembali ke sujud dimana aku pertama kali merasakan bahwa aku sujud di bawah pengawasan mataMu yang tentu saja mengetahui gerak shalatku tidak fokus karena meniru-niru ibuku.
kepada Allah, yang keberadaanNya begitu dekat..
lebih dekat dari rasa dekatnya setiap denyut darah yang melekat..
terima kasih.. terima kasih karena pada jutaan langkah kakiku yang kian menjauh dariMu, masih kau sisakan satu pintu dihatiku, dimana aku selalu bisa mengetuk ke dalamnya ketika butuh penguatan untuk melangkah.. satu pintu dimana aku tahu aku bisa berlari kesana, kapanpun, dan sabar menunggu dibukakannya pintu ketika dunia terasa begitu jauh dan melelahkan untuk dikejar..
kepada Allah, yang menggenggam seluruh kunci dari seluruh pintu dunia dan akhirat..
bisakah aku tetap meminta agar satu pintu itu selalu ada? satu pintu untuk menjadi petunjuk jalan pulang, sejauh apapun aku pergi meninggalkannya.. karena sungguh, ya Allah, sungguh hanya padaMu, hamba yang tanpa daya ini ingin kembali..