entah mengapa aku masih memilih berada disini: menatap punggungnya lekat-lekat, dian-diam mengamatinya menghiasi hari-hari gadis yang dikaguminya. entah mengapa aku begitu mudah terharu ketika ia sesekali berbalik dan menyadari keberadaanku dan begitu mudah tersentuh jika sesekali ia mengingat aku ada (padahal mungkin karena ia tahu aku selalu disana).
aku masih dalam posisi yang sama: merebah dalam lelah.
meski kali ini aku sudah sungguh sungguh lelah.
keyakinan kecil dari kakak seperguruanku kembali terngiang:
semoga suatu saat, ia berkenan datang lagi. dengan lebih mengejutkan. lain waktu.
another story: here